Dalam hitungan hari, umat Islam seluruh dunia akan memasuki bulan Ramadhan. Sebuah bulan di yakini mulia dan meningkatkan pahala amal ibadah.
Dalam artikel berjudul “Amal Baik Menyambut Bulan Suci Ramadhan” yang ditulis oleh Saadillah Noer. Disebutkan bahwa di antara hal penting dalam menyambut Ramadhan yaitu senang dengan datangnya Ramadhan dan meminta maaf kepada sesama manusia.
Bagi seseorang yang senang dengan datangnya Ramadhan, maka ia akan mengunjungi keluarga, tetangga, dan teman untuk membagikan kebahagiaan dan minta maaf. Sehingga ketika memasuki bulan Ramadhan bisa ibadah bersama.
Pertama, saling memaafkan. Amal baik yang bisa dilakukan ketika menyambut datangnya bulan Ramadhan yaitu meminta maaf kepada Allah SWT (taubat) dan saling memaafkan sesama manusia. Namun, bagi yang meminta maaf terlebih dahulu memiliki nilai lebih.
Dalam kehidupan sosial sesama manusia, tak jarang terjadi kesalahpahaman yang berujung permusuhan. Sehingga dirasakan perlu meminta maaf kepada sesama manusia agar ketika Ramadhan datang, hati dan pikiran dalam keadaan bersih. Hal ini sesuai dengan anjuran Islam dalam Q.S. Al Baqarah ayat 178
…فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: “Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (Q.S. Al-Baqarah : 178)
Kedua, senang dengan kedatangan Ramadhan. Anjuran menyambut Ramadhan dengan senang merupakan ajaran Rasulullah dan kebiasaan para ulama serta orang saleh. Hal ini bisa dilihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Muslim.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No.860).
Menurut keterangan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani di kitab Fathul Bari, yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa Ramadhan sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah ta’ala.
Syeikh Usman Al-Khaubawi dalam kitabnya yang Durratun Nashihin menulis bahwa seseorang yang bahagia menyambut Ramadhan akan selamat dari api neraka:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
“Barang siapa yang berbahagia dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah haramkan jasadnya di atas api neraka.”